Sabtu, 21 Februari 2015

PANTAI SELATAN JAWA - Yogyakarta, Indonesia

     Pantai Selatan pulau Jawa terkenal angker yang dihuni oleh Ratu Pantai Selatan, yitu Nyi Roro Kidul. Nyi Roro Kidul adalah penguasa pantai selatan pulau Jawa. Ia senang dengan warna hijau. Jadi, siapapun yang berkunjung ke Pantai Selatan jangan sekali-kali menggunakan baju berwarna hijau, karena dipercaya siapapun yang menggunakan warna hijau saat berkunjung ke Pantai Selatan akan menjadi tumbal Nyi Roro Kidul.Di pantai ini banyak sekali korban yang tenggelam dan terseret ombak. Maka dari itu, pantai ini dikenal sangat angker.

I. Sejarah
   Dari segi sejarah dan legenda mengenai Ratu Pantai Selatan, terdapat banyak versi dan lain ceritanya.
1. Sejarah dari Tanah Sunda
        Di masa lalu, hiduplah seorang gadis cantik bernama Dewi Kadita anak dari Raja Munding Wangi, Kerajaan Pajajaran yang sangat cantik jelita. Walaupun sang Raja memiliki putri cantik, tapi ia selalu bersedih, karena sang raja sangat amat menginginkan anak laki-laki. Maka rajapun menikah dengan Dewi Mutiara dan mendapat anak laki-laki.
       Akan tetapi, Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya menjadi raja tanpa ada penentang atas tahtanya. Iapun berusaha menyingkirkan Dewi Kadita. Salah satu caranya adalah dengan menghadap raja dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja akan menolak. Namun, Dewi Mutiara tidak lantas menyerah.
      Keesokan harinya, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang tukang tenung. Ia meminta sang dukun meneluh Kadita (anak tirinya). Maka, karena teluh sang dukun, tubuh Kadita dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal pada besok paginya. Puteri canti itu pun menangis dan tau harus berbuat apa. Melihat penderitaan sang putri, maka Sang Raja mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk dan mengguna-gunainya. Namun, masalah menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksa raja untuk mengusir pturinya karena mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Sarng Raja dengan sangat terpaksa mengirim putinya ke luar karena tidak ingin putrinya menjadi gunjingan di seluruh negeri.
         Puteri yang malang itu pun pergi berkelana sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Hampir tujuh hari dan ujuh malam ia berjalan sampai akhirnya sampai di Samudera Selatan. Ia memandang samudera itu, airnya bersih dan jernih. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya untuk berenang ke dallam laut. Ketika air laut menyentuh kulitnya keajaiban pun terjadi. Penyakit kuli yang di deritanya hilang. Kulitnya menjadi sedia kala dan lebih bersih dan putih serta cantik. Kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan menjadi seorang Ratu yang disebut Nyi Roro Kidul. Dalam cerita tersebut, kawasan Pantai Pelabuhan Ratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini.

2. Sejarah dari Tanah Jawa
    Orang jawa mengenal sebuah istilah "Telu-Teluning atunggal", yang artinya tiga sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang Resi Projopati, Penembahan Senopati dan ratu Kidul. Penembahan merupakan pendiri kerajaan Mataram Islam.
      Dalam sebuah Tiwikrama sesuai arahan Sunan Kalijaga, karena sebuah wangsit untuk membangun sebuah hutan "Alas Mentaok". Ketika sedang betapa, mnurut ceritasemua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa dan gnung meletus. Dalam perjumpaannya dengan Ratu Kidul, wanita penguasa laut selatan setuju untuk membantu dan melindungi Kerajaan Mataram. Bahkan dipercaya menjadi istri spiritual bagi Raja-Raja Mataram Islam.
     Bagi orang jawa, pemahaman tentang penguasa laut selatan yang berkembang di masyarakat Sunda harus diluruskan. Bagi mereka, antara Ratu Kidul dengan Rara kidul sangat berbeda. Dalam kepercayaan Kejawen, alam kehidupan terbagi menjadi beberapa tahap.
     Menurut mitologi Jawa, Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewi Kaping Telu yang mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan Dewi lainnya. Sementara Rara Kidul merupakan Putri Raja Sunda yang terusir karena ulah dari ibu irinya dan menjelma menjadi sosok penguasa setelah

II. Mitos Ratu Laut Selatan 
     Berbagai macam ritual dan penghormatan dilakukan orang untuk menghormati Kanjeng ratu Kidul. Di Karang Hawu, Pelabuhan Ratu misalnya, terdapat tempat petilasan (persinggahan) Ratu Pantai Selatan yang sering dikunjungi orang untuk melakukan ritual tertentu.
Komplek  tersebut dikeramatkan oleh penduduk setempat. Terdapat dua ruangan cukup besar dengan beberapa makam yang menurut pandangan penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Selain itu juga terpampang gambar sang penguasa Laut Selatan. Bahkan, Penghormatan atau pemuliaan kepada Penguasa laut selatan juga terlihat di Vihara Kalyana Mitta, kelenteng di bilangan Pekojan, Jakarta Barat.
   Selain itu penghormatan terhadap ratu Laut Selatan juga terlihat pada sedekah laut. Masyarakat nelayan pantai selatan Jawa, seperti pantai Pelabuhan Ratu, Ujung Genteng, Pangandaran, Cilacap, Sakawayana dan sebagainya, setiap tahun melakukan sedekah laut sebagai persembahan kepada sang Ratu karena menjaga keselamatan para nelayan.
     Selain itu, di saat-saat tertentu juga digelar ritual sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan oelh penduduk setempat. Bukan hanya penghormatan dan ritual yang melahirkan pemitosan terhadap Ratu Kidul. Bahkan ada semacam larangan memakai pakaian hijau ketika berenang di Pantai Selatan Jawa. Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau, sehingga mereka tidak menjadi sasaran Nyai Rara Kidul yang akan mengambil mereka untuk dijadikan tentara atau pelayannya.













     Pada beberapa hotel di pantai selatan Jawa dan Bali pemitosan terhadap sosok penguasa laut selatan ini bahkan nyata tergambar pada kamar yang disediakan khusus untuk Kanjeng ratu Kidul. Di antaranya, kamar 327 dan 2401 di Hotel Grand Bali Beach.
Ketika terjadi kebakaran besar pada Januari 1993, kamar 327 adalah satu-satunya kamar yang tidak terbakar. Dengan keajaiban itu, maka setelah renovasi kamar 327 dan 2401 selalu dirawat, diberi hiasan ruangan dengan warna hijau, diberi sesaji setiap hari, tetapi tidak untuk disewakan. Kamar tersebut khusus dipersembahkan untuk Ratu Kidul.
Begitu pula halnya di Hotel Samudra Beach, Pelabuhan Ratu. Kamar 308 disiapkan khusus bagi Ratu Kidul. Di dalam ruangan ini terpajang beberapa lukisan Kanjeng Ratu Kidul karya pelukis Basoeki Abdullah. Di Yogyakarta, Hotel Queen of The South di dekat Parangtritis mereservasi Kamar 33 bagi Sang Kanjeng Ratu.

2 komentar: